BK3S || BK3S JATIM || BKKKS || BKKKS JATIM || SOSIAL
Liputan Daerah

FESTIVAL BUDAYA BUMI REYOG

Ketika mendengar nama Ponorogo di sebut, ingatan kita pasti pada kuliner sate dan reyog. Semua orang tahu reyog merupakan ciri khas Ponorogo dan merupakan warisan budaya yang eksotis, terdiri dari barongan (dadak merak), warok, bujang ganong, jathil dan Prabu Klono Sewandono. Sebagai ikon pemkab Ponorogo, memang saat ini kita bisa melihat reyog sudah pentas di berbagai kota di Indonesia bahkan menjelajah dunia. Konon di Koreapun reyog sudah menjadi tontonan yang lazim.

Upaya Ponorogo menjaga budaya adiluhung warisan leluhur, agar tidak hilang dan tetap eksis, kabupaten Ponorogo, setiap tahun menyelenggarakan Festifal Nasional Reyog dan Festifal Reyog Mini yang diikuti dari berbagai kota di Indonesia. Pada saat penutupan Grebeg Suro 2019 dan memperingati Hari Jadi Ponorogo ke 523 (31/8/19), Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengatakan, reyog merupakan salah satu kebudayaan asli Ponorogo yang harus terus didorong untuk menjadi kebudayaan dunia “Meskipun reyog popular dan banyak digemari, kita tidak boleh berhenti mengapresiasinya. Caranya, dengan melestarikan dan kita akan mengajukan pada Unesco. Karena itu kita beri mereka ruang termasuk memberi apresiasi kepada pegiat lestari di kabupaten Ponorogo”.

Menurut Ipong, saat ini perkembangan reyog sangat luar biasa.” Ada reyog Obyok dan reyog festifal. Reyog Obyok lahir dari masyarakat yang tidak menganut pakem tertentu, mereka menari sesuai dengan ekspresi masing masing, sedangkan reyog festifal tampil hanya pada saat grebeg suro. Karena budaya di Ponorogo sangat banyak maka kita juga memberi ruang untuk semua kebudayaan yang ada di Ponorogo.”

Salah satu komitmen untuk melestarikan kesenian reyog, saat ini kalau kita berkunjung ke Ponorogo, setiap tanggal 11 ada pertunjukan reyog Obyok di 307 desa atau kelurahan di seluruh Ponorogo jadi tidak perlu lagi menunggu festifal reyog yang hanya satu tahun sekali. Dalam kesempatan di suasana yang meriah di rumah Dinas sebelum menuju alun alun, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni menerima majalah Warta Sosial yang langsung di serahkan oleh Pimred Warta Sosial BKKKS Provinsi Jawa Timur DR Pinky Saptandari W. MA.

Lanjut Ipong, meski kesenian Reyog utama di Ponorogo, akan tetapi kita juga kasih ruang untuk kebudayaan yang ada di Ponorogo karena budaya di Ponorogo sangat banyak,” kata Ipong dalam sambutannya. “Dia mengatakan, khusus tahun ini dirinya melaksanakan perayaan grebeg suro merata. Tidak hanya berpusat di Alun-alun Ponorogo. Ada juga pagelaran wayang semalam suntuk di 21 kecamatan ponorogo. Itulah kita memberikan salah satu apresiasi, penghargaan sekaligus kesempatan pada semua jenis kesenian untuk bisa tampil,” jelasnya. Masih kata Ipong, khusus tahun ini juga melaksanakan perayaan Grebeg Suro secara merata di 21 kecamatan yaitu dengan menggelar wayang kulit semalam suntuk. Acara penutupan semakin meriah dengan ditandai dengan pesta kembang api sehingga membuat jutaan masyarakatt yang menyaksikan acara tersebut tampak gembira.

Menurutnya, dengan diadakannya Festival Reog, kesenian kebanggaan Ponorogo itu bisa dimainkan oleh lebih banyak orang selain masyarakat Ponorogo. Para pemain Reog dari luar Ponorogo bisa unjuk gigi di Bumi Reog saat perayaan Grebeg Suro. Reog, lanjut Ipong, saat ini perkembangannya luar biasa. Ada kesenian Reog Obyok dan Reog Festival. Reog Obyok lahir dari masyarakat yang tidak menganut pakem tertentu. Sebab mereka menari sesuai dengan ekspresi masing-masing. Sedangkan Reog Festival rutin digelar tiap Grebeg Suro. “Alhamdulilah, tiap tanggal 11 kita menggelar pertunjukan Reog Obyok di 307 desa/kelurahan di seluruh Ponorogo. Tujuannya untuk melestarikan kesenian Reog,” imbuhnya.

Penutupan Grebeg Suro Ponorogo dimulai dengan Ziarah Makam Batoro Katong, Srandil dan Petilasan Kutu Wetan. Kemudian lanjut Kirab Pusaka, Tumpeng Purak serta wayangan serentak di 21 kecamatan di Ponorogo. Dua Festival Reog yang digelar dibagi menjadi dua kategori. Yakni Festival Nasional Reog Ponorogo dan Festival Reog Mini. Yang menjadi juara di untuk kategori nasional yakni kelompok Reog dari Universitas Brawijaya Malang. Sedangkan untuk kategori Reog Mini dijuarai Grup Reog SMPN 2 Kauman, Ponorogo

Related posts

IBU ROHANA PENGGAGAS LEMBAGA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN LANJUT USIA(LPPLU) KOTA BINJAI DAN PERADABAN PEREMPUAN

admin01

Sekilas Melihat Tandon Dan Pipa Air Di Dukuh Sidowayah

admin01

GRIYA CINTA KASIH

admin01
buka chat
Butuh bantuan?
hi kakak
Ada yang bisa kami bantu?