Pemimpin adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain, menggerakkan orang-orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang disepakatinya. Orang semacam ini adalah orang-orang yang punya kelebihan-kelebihan dibanding dengan orang-orang lainnya dalam kelompok atau komunitas itu.
PEMIMPIN DAN TANGGUNG JAWABNYA
DRS. MACHDAR SOMADISASTRA
(RELAWAN SOSIAL)
Pemimpin adalah orang yang dapat mempengaruhi orang lain, menggerakkan orang-orang lain untuk mencapai tujuan bersama yang disepakatinya. Orang semacam ini adalah orang-orang yang punya kelebihan-kelebihan dibanding dengan orang-orang lainnya dalam kelompok atau komunitas itu. Kelebihan-kelebihan itu tiada lain adalah unsur dasar penghargaan yang berhasil diraihnya kemudian dimilikinya dan menjadi identitas dirinya.
Di dalam masyarakat kita ada beberapa unsur dasar penghargaan yaitu kekayaan, keagamaan, pangkat/jabatan, pendidikan dan sisa-sisa keturunan. Untuk memperoleh unsur dasar penghargaan unsur penghargaan itu, mungkin kecuali keturunan, melalui proses sosial yaitu interaksi sosial, sosialisasi, internalisasi dan mobilitas sosial baik yang vertikal maupun yang horizontal.
Manusia tidak tumbuh kembang dalam kondisi vacum atau sendirian, tapi hidup dalam kelompok-kelompok besar atau kecil, dalam komunitas-komunitas kecil atau besar. Dalam kelompok atau dalam komunitas itu manusia menjalani proses sosial. Dalam proses sosial itu manusia memperoleh berbagai pengetahuan, ketrampilan, nilai-nilai dan sikap yang membentuk jati dirinya. Berjenis-jenis pengetahuan dan ketrampilan atau keahlian yang diraih orang untuk memenuhi keperluan hidupnya dan melekat didalamnya nilai-nilai dan sikap yang berhasil terbentuk dalam dirinya. Adapun nilai dasar yang universal ada dalam masyarakat yaitu kebenaran, kejujuran, keadilan dan sikap yang santun serta bijaksana.
Dengan model itu manusia melaksanakan mobilitas sosial melalui saluran sosial, saluran ekonomi dan saluran politik. Melalui saluran mobilitas itulah terlahir pemimpin-pemimpin informal dan pemimpin-pemimpin formal dalam masyarakat. Seandainya proses sosial itu dilalui dengan wajar dan nilai-nilai dasar yang universal itu terinteraksikan dalam diri pemimpin-pemimpin itu, niscaya akan terlahir pemimpin-pemimpin sejati yang mampu membangun masyarakatnya.
Bagaimana gambaran perilaku pemimpin-pemimpin di lembaga eksekutif kita di skala Nasional, skala Propinsi dan skala Kabupaten/Kota? Walaupun jumlahnya kecil saja tapi perilaku sebagaian kecil itu cukup mengganggu perkembangan masyarakat. Ada yang sudah masuk penjara, ada yang masuk dalam proses pengadilan dan ada pula yang sudah menjadi tersangka. Demikian pula perilaku pemimpin-pemimpin pada lembaga legislative di tingkat Nasional. Propinsi dan Kabupaten/Kota. Mengapa hal itu bisa terjadi? Mudah-mudahan saja hal ini merupakan penyimpangan sosial kecil saja, namun demikian harus diwaspadai, siapa tau jadi penyimpangan besar. Masalahnya memang dalam masyarakat itu sedang terjadi pergeseran orientasi hidup dari kolektif spiritual menuju individual matrealistik. Gaya hidup konsumtif, hedonisme dan boros, padahal penghasilan pas-pasan dan sebagaian besar warga masyarakat masih hidup dibawah garis kemiskinan.
Coba perhatikan pula penyakit-penyakit masyarakat yang tidak ada redanya, bahkan terkesan malah berkembang, seperti masalah narkoba, teroris, pencurian, perampokan, korupsi, pembunuhan (kakek membunuh cucu, cucu membunuh kakek, orang tua membunuh anak, anak membunuh orang tua, suami membunuh istri, istri membunuh suami dan lain-lain), penganiayaan, tawuran penduduk antar kampung, tawuran antar pelajar. Hampir terlupakan masalah kemiskinan dan pengangguran, mulai pengangguran tidak terdidik sampai pengangguran terdidik, mengenai masalah yang satu ini Pemerintah sudah punya rencana jangka pendek dan jangka menengah dan tampaknya mulai digarap. Mudah-mudahan berjalan lancar.
Siapa sebenarnya yang bertanggung jawab terhadap penyakit-penyakit masyarakat atau pathologi sosial itu? Pemimpin, sekali lagi pemimpin, baik formal maupun informal. Mereka itu hidup, tumbuh dan berkembang serta dilahirkan oleh kelompok-kelompok dan komunitas-komunitas. Pemimpin-pemimpin yang harus berupaya menyehatkan pathologi sosial, bersama dengan warganya membangun kepercayaan, mengembangkan solidaritas dan loyalitas, membangun kerjasama, meluruskan kembali tujuan-tujuan kelompok dan komunitas jangka pendek dan jangka panjang.
Alhamdulillah, komunitas besarnya yaitu Indonesia sudah punya filsafat, sudah punya pandangan hidup yang sudah digali dari komunitas yang Bhineka Tunggal Ika. Yaitu Pancasila oleh para pejuang pendiri NKRI tercinta. Generasi sekarang tinggal mengkajinya dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Perlihatkanlah ditengah-tengah kelompok, di tengah-tengah komunitas perilaku yang wajar yang menggambarkan kejujuran, kebenaran dan keadilan, perilaku yang arif dan bijaksana sehingga menjadi obat penyejuk masyarakat yang sedang berkembang menuju masyarakat adil dan makmur.