Sampai dengan 13 tahun yang lampau ketika Program Penataran P4 menjadi agenda sangat penting dari pemerintah Orde Baru Pak Harto kita selalu dipaksa untuk menghafalkan ungkapan dan substansi Kepemimpinan Pancasila yang dipetik dari ajaran Ki Hajar Dewantoro.Lengkapnya adalah : Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Orde Baru Pak Harto yang berlangsung dengan sangat mulus nyaris tanpa ada halangan yang berarti ternyata kemudian harus ambrug. Krisis perbankanyang marak menjadi krisis ekonomi yang menampakkan taringnya sejak bulan Juli 1997 ternyata adalah pangejawantahan borok yang meruyak dalam kehiduapan berbangsa dan bernegara sampai dengan waktu itu Biang keroknya adalah merajalelanya KKN: singkatan dari KORUPSI, KOLUSI DAN NEPOTISME!
Ternyata Pak Harto yang pada awal pemerintahannya digadang gadang oleh pengangum fanatinya sebagai : SATRIYO TANAH JOWO! tidak berhasil alias gagal untukmembuktikan pengamalan Kepemimpinan Pancasilasecara istiqomah (konsisiten dan konsekuen) yang sering beliau dengungkan kepada bangsa Indonesia. Gerakan Reformasi yang memimpikan Indonesia yang jauh lebih baik dalam semua peri kehidupan berbangsa dan bernegara nampaknya hanya berhasilmendorong Pak harto untuk Lengser Keprabon. Bagirakyat kecil Indonesia Pasca Soeharto tidak lebih baik.Anasir Neo Liberal yang tersihir oleh keampuhan demokrasi parlemeneer model Barat kemudian mengambil alih kemudi Gerakan Reformasi dan berhasil mememgang tampuk kekuasaan selama 13 tahun terakhir ini. Indonesia yang ?sangat demokratis? ternyataibaratnya ?KELUAR DARI MULUT HARIMAU UNTUK MASUK KEMULUT BUAYA!?. Kondisi kehidupan rakyat semakin memburuk. Jurang antara Si Kaya dan lebih dari50 % penduduk yang miskin semakin menganga! Indonesia belum dapat menjadi wujud mimpi Bung Karno yang digambarkan sebagai “TOTO- TENTREM-KERTO-RAHARJO”. Para pemimpin yang sebagian besar dating dari partai berlomba-lomba untuk korupsi. Karena hanya kalau menjadi kaya danbanyak punya uangakan terjamin kedudukan mereka. Bukankah rakyat mengukur ketokohan seseorang dari kedermawanan dalam membagi bagi uang receh ketika kampanye Pemilu, Pilkada dan Pilpres.
Tidak mengherankan manakalagenerasi muda yang belum paham tentang makna Pancasila menjadi bertanya tanya apakah Ideologi Bangsa, Falsafah Hidup dan Jalan Hidup Bangsa yang digali oleh Bung Karno itu benar- benar dapat diturunkan ke bumi dan diamalkan dalam kehidupan nyata ataukah hanya sebuah angan-angan muluk belaka.Demikian juga kalangan yang sejak semula memang Anti Pancasila seakan mendapatkan tambahan amunisi untuk menembakkan peluru mereka guna membunuh Pancasila. Pada awal bulan Juni 2011ini orang bertanya apakah Pancasila masih merupakan bagian penting yang tak terpisahkan dari bangsa ini? Pancasila hanya akan punya makna kalau Indonesia mempunyai pemimpin pemimpin dari lapis yang paling bawah sampai kepada presidennya yang benar benar memahami dan mengamalkan Kepemimipina Pancasila.. Biladidepanmampumemberi contoh keteladanan, ditengah tengah para pengikut memberikan aspirasi dan motivasiagar para pengikut bisa mewujudkan kerja-kerja besar yang mereka rencanakan bersama dan manakala sang pemimpin berada dibelakang maka aura kewibawaannya mampu menjadi daya dorong danpengarah jalan bagi generasi muda untuk menyelesaikan tugas luhur generasi sebelumnya.Surabaya , awal Juni 2011