BK3S || BK3S JATIM || BKKKS || BKKKS JATIM || SOSIAL
Berita

KOMUNITAS EKS PENDERITA KUSTA DUSUN NGANGET

Dusun Nganget terdiri dari 3 buah RT, 2 RT masuk Desa Kedung jambe dan 1 RT masuk Desa Mulyorejo Kecamatan Singgahan Kabupaten Tuban, dan letaknya + 35 Km dari Kota Tuban ke arah selatan dan + 15 Km dari Kota Bojonegoro ke arah utara. Dusun ini terletak di perbukitan yang dikelilingi hutan gundul yang sekarang mulai reboisasi. Lahan yang ditempati eks penderita kusta adalah milik Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur yang telah diserahkan oleh rumah sakit Kusta pada tahun 1997, dan lahan milik perhutani. Ada 2 buah kali yang melintas di daerah tersebut, yaitu kali air panas yang mengandung belerang dan kali air biasa. Pada kali air panas dibuat pemandian untuk para penderita kusta. Selama 11 tahun, mulai tahun 1935 sampai dengan 1946, dusun itu dijadikan perkampungan Lepraseri (perkampungan Kusta) oleh pemerintah kolonial Belanda, dan sejak tahun 1947 ditangani rumah sakit Kusta Ngaget Tuban sampai dengan tahun 1985 sejak tahun 1985, bagi pasien yang sudah di nyatakan sembuh oleh rumah sakit di buatkan rumah oleh Departemen Sosial sebanyak 110 buah rumah.

Sampai sekarang di dusun Nganget beroprasi sebuah Panti rehabilitasi eks Penderita Kusta (Perda Jatim No. 12 Tahun 2000) unit pelaksana tekhnis Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur dengan sebuah balai Pengobatan yang berjaringan dengan rumah sakit Sumber glagah Mojokerto.

Jumlah penduduk dusun Nganget menurut catatan RT bulan Agustus 2005sebesar 464 orang, laki-laki 234 orang dan perempuan 230 orang, sedang pada bulan April tahun 2006, Kepala Panti Rehabilitasi eks Kusta Nganget mencatat 86 orang yang tinggal di dalam Panti ada + 400 orang (149 KK) yang hidup di luar Panti atau di permukiman dari seluruh penduduk itu tercatat 152 orang eks penderita kusta dan 312 orang bukan eks penderita kusta yang tinggal di perkampungan (anak, istri, anggota keluarga lainnya eks penderita kusta). Berdasarkan tempat tinggal, penduduk dusun nganget mengelompokkan dirinya menjadi kelompok ?sosial? (dalam Panti), kelompok ?kulon kali? dan kelompok ?puncung? yang berada di luar Panti yaitu di perkampungan, kelompok sosial adalah kelompok yang secara resmi tercatat identitasnya di instansi ? instansi pemerintah, sedang dengan kelompok lainnya belum semua tercatat, kecuali tercatat sebagai keluarga miskin.

Jika datang bantuan dari pemerintah terhadap kelompok sosial, maka kelompok lainnya cemburu karena mereka merasa punya hak yang sama. Pengelompokan tersebut atas dasar sosial keagamaan lebih menonjol dan berpengaruh pada kehidupan sehari ? hari, kelompok Nahdatul Ulama, yang pemimpinnya menjabat ketua RT dan sebagai pengusaha mebeler mengasuh kegiatan ? kegiatan Taman Pendidikan Agama (TPA), Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), tahlilan untuk ibu-ibu dan tahlilan untuk bapak-bapak, semua kegiatan berpusat di Masjid. Disamping kelompok NU, kelompok sosial lainnya adalah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) yang juga punya Masjid sendiri dengan pemimpinnya juga menjabat sebagai ketua RT, dengan kegiatan ritual dan sosial.

Disamping 2 kelompok sosial keagamaan ada juga kelompok jemaat kristiani yang dipimpin oleh seorang pegawai Panti, putra dari pendiri perkampungan eks penderita kusta. Dan gereja tersebut berdiri di kompleks Panti.

Di atas tiga kelompok sosial kegamaan, sering terjadi konflik terbuka, terutama antara kelompok NU dan kelompok LDII. Namun dari ketiga kelompok baik NU, kelompok Kristiani, dan LDII, sama ? sama memiliki kebiasaan yang cukup rukun dengan salin mengunjungi ataupun ikut serta dalam kegiatan keagamaan baik dalam kelompok NU, LDII ataupun kelompok Kristiani di tingkat Desa.

Sedang dari aspek pemerintahan Desa selain ada 3 orang RT, dari dusun ini ada 3 orang eks penderita kusta yang menjadi anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) Desa Kedung jambe.

Apa mata pencaharian mereka? Sesuai dengan sumber daya lokal yang tersedia, yaitu tanah pertanian dan hutan (jati), sebagaian besar 32,22% penduduk bertani pada lahan milik Dinas sosial Propinsi Jawa Timur, dan selain itu bermata pencahariaan dari hasil hutan atau kayu sebesar 6,48%, sebagai tukang kayu 5,60%, sebagai pengusaha mebeler 60,3% dan dari mereka yang hidup dari perdagangan kecil 20,68%, lain ? lain 4,95% terdiri dari mengemis, tukang batu, dukun bayi, tukang becak, pemulung dan pengamen, prosentase terkecil 1,72% adalah PNS yang dinas di Panti dengan balai pengobatan.

Sempit dan terbatasnya tanah pertanian dan gundulnya hutan merupakan faktor yang tidak menunjang untuk meningkatkan kesejahteraan, sementara itu tingkat ketrampilan warga untuk mata pencaharian yang lain sempit terbatas, juga ditambah lagi lemahnya marketing untuk pendistribusian hasil kerajinan yang mereka buat.

Melalui Panti, Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur, pada tahun 2000, berusaha membantu keluarga miskin dengan dana sebesar Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) sebagian data bentuk bantuan kambing dan sebagian lagi dalam bentuk uang. Namun belum dapat diketahui apa sebabnya bantuan kambing kurang berhasil, tapi sangat mungkin dampak ekonomisnya tidak segera dirasakan keluarga miskin, padahal banyak kebutuhan pokok yang mendesak, sedang bantuan uang lebih berhasil dikelola menjadi dana simpan pinjam, dikarenakan menurut pengalaman mereka, simpan pinjam ini dapat menghambat menjalarnya rentenir ke dusun itu. Dan juga simpan pinjam untuk menghidupkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE), dan simpan pinjam sendiri dapat berkembang menjadi Koperasi serba usaha. Tidak hanya simpan pinjam tapi juga untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari hari. Dalam organisasi KUBE berkumpul ketua RT, pemimpin Agama yang juga pengusaha yang menjadi tumpuan masyarakat komunitas eks penderita kusta dusun Nganget.

Komunitas eks penderita kusta Nganget berproses menuju integrasi sosial melalui kegiatan sosial ekonomi yang merupakan masalah bersama yang mendesak. Tidak berlebihan jika pemerintah Propinsi Jawa Timur dan instansi ? instansi terkait, Pemerintah Kabupaten Tuban, Perhutani, Yayasan Kusta Indonesia dan LSM ? LBN lainnya bersama ? sama masyarakat Jawa Timur memberikan uluran tangan dalam upaya memberdayakan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan, semoga.

Oleh : Machdar Soemadisastra.

Related posts

MAKNA HARI KARTINI, HARI BUMI & TRAGEDI SITU GINTUNG

bk3s

TEMU KONSULTASI MPU BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

bk3s

SUARA HATI KORBAN BANJIR DI BOJONEGORO

bk3s
buka chat
Butuh bantuan?
hi kakak
Ada yang bisa kami bantu?